Tanda -Tanda Awal Kita Mencapai Batas Kemampuan Bersepeda


Ini hubungan antara tenaga, kebutuhan oksigen dan detak jantung. Otot kita saat bersepeda sangat membutuhkan supply oksigen yang cukup, yang dibawa oleh darah, dan dipompa oleh jantung. Sementara jantung memiliki kemampuan beragam bagi tiap orang, tergantung kondisi jantung, penyakit bawaan dan umur tiap orang.
Khusus berdasar umur rumusnya kira2: 220 - umur. Misal, 220-47=173, segitu lah kira2 kita boleh memaksa jantung bekerja, 173 kali per menit. Tapi bisa lebih hanya untuk mereka yang sangat terlatih. Dan bahkan bisa kurang untuk mereka yang tidak terlatih/jarang berlatih. Saya biasanya membatasi dengan rumus, (220 - umur) - 10, untuk main aman.
Sedang tanda-tanda jantung telah hampir sampai kemampuan maksimalnya saat bersepeda antara lain:
- tahap 1, tubuh terasa panas. Saat mendekati batas maksimal kerja jantung.
- tahap 2, sulit mengatur nafas. Sampai disini wajib mengurangi; kecepatan putaran kaki atau bermain power.
- tahap 3, berkunang-kunang dan/atau mual. Wajib berhenti.
- tahap 4, blackout atau pingsan. Tahap ini bisa langsung ke tahap selanjutnya.
- tahap 5, jantung berhenti bekerja

Hal-hal yang baik jika dilakukan:
1. Tidak melap tubuh saat berkeringat sebelum sampai tempat istirahat/finish. Karena tubuh mengeluarkan lendir untuk mengurangi penguapan berlebih yang bisa saja terhapus saat melap tubuh. Setelah kering kita biasa menyebutnya garam.
2. Selalu minum saat mulut terasa kering dan badan terasa panas secukupnya. Saya biasanya membatasi 4-7 teguk.
3. Selalu menggunakan baju quick dry supaya pendinginan tubuh dengan penguapan keringat terus terjadi. Jika tidak menggunakan baju tersebut bisa dengan mengganti baju kering atau memeras agar baju tidak jenuh dengan keringat dan menghambat angin.
4. Tidak langsung duduk atau rebahan saat istirahat atau berkunang-kunang.
5. Jangan memaksa diri jika sudah tidak kuat atau tidak sehat. Dan jangan tinggalkan teman yang sudah mengalami kunang-kunang dan mual jika gowes bergroup.
Semoga membantu, tetap sehat dan tetap aman

(Copas dari Tulisan Gusti Bayu Ismoyo)

Post a Comment

Previous Post Next Post